Sabtu, 10 Oktober 2015

TUGAS 3 PENGANTAR AKUNTANSI



JAWABAN TUGAS 3 PENGANTAR AKUNTANSI
1.     Pengumuman Deviden (5 Desember 2014) = 5% x Rp 500.000.000,00
                                                                          = Rp 25.000.000,00                                    
Pengeluaran Deviden (10 Januari 2015)     = 5% x Rp 600.000.000,00
                                                                          = Rp 30.000.000,00

Jurnal untuk transaksi tersebut adalah :

2014
  Des. 5                          Piutang Deviden                    Rp 25.000.000,00
                                                       Pendapatan Deviden                                  Rp 25.000.000,00

2015
  Jan.10                           Kas                                                 Rp 30.000.000,00
                                                Piutang Deviden                                                Rp 30.000.000,00


2.     a) 1 Juli 2014

Harga Kurs :
115% x Rp 9.000,00 x 10000 lembar         = Rp 103.500.000,00
Biaya Transaksi                                             = Rp      1.050.000,00
Harga Pokok                                                     Rp 102.450.000,00

Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah :

Juli 1               Investasi saham PT.RUBY              Rp 102.450.000,00
                                                Kas                                                          Rp 102.450.000,00


b) 1 Oktober 2014

Jumlah Deviden = Rp 1.050,00 x 10000 lembar = Rp 10.500.000,00

Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah :

Okt.1               Piutang Deviden                                Rp 10.500.000,00
                                    Pendapatan Deviden                                                      Rp 10.500.000,00


c) 15 Desember 2014

Harga Kurs :

105% x Rp 9.000,00 x 10000 lembar         = Rp 94.500.000,00
Biaya Transaksi                                             = Rp   1.025.000,00
                                                                           Rp 93.475.000,00

Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah :

Des.15                        Investasi saham PT.RUBY                Rp 93.475.000,00
                                    Kas                                                                              Rp 93.475.000,00


3.     Metode Amortisasi Obligasi
Metode amortisasi obligasi  adalah suatu metode yang digunakan dalam perhitungan suatu  transaksi obligasi  yang membutuhkannya.
Metode Amortisasi atas diskonto utang obligasi dapat dilakukan dengan 2 cara :
a)     Metode Garis Lurus
b)     Metode Bunga Efektif

Metode amortisasi yang dianjurkan adalah metode bunga efektif , namun demikian metode garis lurus dapat digunakan jika hasil metode ini tidak berbeda jauh dengan metode bunga efektif.
a)     Metode Garis Lurus
Dibandingkan dengan metode bunga efektif ini lebih sederhana. Metode garis lurus akan menghasilkan jumlah amortisasi diskonto (premium) yang sama besarnya untuk setiap periode. Dengan menggunakan salah satu kas
v  Agio Obligasi
Pada tanggal 2 Januari 2014 perusahaan menjual surat obligasi sebanyak 10.000 lembar @ Rp1.000,00 dengan kurs 110%. Jangka waktu obligasi 5 tahun dengan bunga 10% pertahun yang dibayarkan tiap tanggal 31 Desember.
Jurnal pada saat penerimaan dana sebagai berikut:          
Bank (10.000 lbr x Rp 1.000,00 x 110%)
Rp 11.000.000,00


Agio Obligasi (10.000 lbr x Rp 1.000,00 x (110%-100%))

Rp   1.000.000,00

Utang Obligasi (10.000 lbr x Rp 1.000,00)

Rp 10.000.000,00

Maka amostisasi agio obligasi dapat diperhitungkan sebagai berikut:
Tangal
Obligasi
Bunga
Amortisasi Agio
Agio Obligasi
Nilai Buku
                 
A
B
C
D
E


(A x 10%)
(D : 5 tahun)
((D-1)-C)
(A + D)
01 Jan 14
10.000.000


1.000.000
11.000.000
31 Des 14
10.000.000
1.000.000
200.000
   800.000
10.800.000
31 Des 15
10.000.000
1.000.000
200.000
   600.000
10.600.000
31 Des 16
10.000.000
1.000.000
200.000
   400.000
10.400.000
31 Des 17
10.000.000
1.000.000
200.000
   200.000
10.200.000
31 Des 18
10.000.000
1.000.000
200.000
             0
10.000.000
Keterangan :
D-1= D sebelumnya
Jurnal amortisasi agio obligasi adalah sebagai:

Agio Obligasi
200.000


Beban Bunga

200.000






v  Disagio Obligasi
Sekarang dengan data yang sama, hanya kali ini kurs yang digunakan pada saat pejualan obligasi sebesar 90%. Sehingga jurnal penempatan penerimaan dananya sebagai berikut:

Bank (10.000 lbr x Rp 1.000,00 x 90%)
Rp   9.000.000,00

Disagio Obligasi (10.000 lbr x Rp 1.000,00 x (100%-90%))
Rp   1.000.000,00


Utang Obligasi (10.000 lbr x Rp 1.000,00)

Rp 10.000.000,00




Maka amostisasi disagio obligasi dapat diperhitungkan sebagai berikut:
Tangal
Obligasi
Bunga
Amortisasi Disagio
Disagio Obligasi
Nilai Buku
                 
A
B
C
D
E


(A x 10%)
(D : 5 tahun)
((D-1)-C)
(A - D)
01 Jan 14
10.000.000


1.000.000
  9.000.000
31 Des 14
10.000.000
1.000.000
200.000
   800.000
  9.200.000
31 Des 15
10.000.000
1.000.000
200.000
   600.000
  9.400.000
31 Des 16
10.000.000
1.000.000
200.000
   400.000
  9.600.000
31 Des 17
10.000.000
1.000.000
200.000
   200.000
  9.800.000
31 Des 18
10.000.000
1.000.000
200.000
             0
10.000.000
Keterangan :
D-1= D sebelumnya


Jurnal amortisasi agio obligasi adalah sebagai:
Beban bunga
200.000


Disagio obligasi

200.000






b)  Metode Bunga Efektif
v  Agio Obligasi
Pada tanggal 2 Januari 2014 perusahaan menjual surat obligasi sebanyak 10.000 lembar @ Rp1.000,00. Jangka waktu obligasi 5 tahun dengan bunga 10% pertahun yang dibayarkan tiap tanggal 31 Desember. Tingakat bunga efektif sebesar 8%. Maka sebelumnya kita menentukan nilai buku obligasinya terlebih dahulu dengan beberapa rumus berikut:

Harga Jual Obligasi = Nilai Tunai dari Nilai Jatuh Tempo (PV) + Nilai Tunai dai Bunga Jatuh Tempo

Nilsi Tunai dari Nilai Jatuh Tempo = Nilai Obligasi x A

A = (1 : ( 1 + Bunga Efektif) Pangkat Jangka Waktu)

Nilai Tunai dari Bunga Jatuh Tempo = Nilai Bunga x ((1 - A) : Bunga Efektif)

Maka:
Nilai Tunai dari Nilai Jatuh Tempo
= 10.000.000 x (1 : (1 + 0,08) pangkat 5)
= 10.000.000 x 0,68058
= 6.805.832

Nilai Tunai dari Bunga Jatuh Tempo
= (10.000.000 x 10%) x ((1 - 0,68058) : 8%)
= 1.000.000 x 3,99271
= 3.992.710



Harga Jual Obligasi
= 6.805.832 + 3.992.710
= 10.798.542

Agio Obligasi
= 10.798.542 -10.000.000
= 798.542

Maka perhitungan amortisasi agio obligasi dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut:
Tangal
Obligasi
Bunga
Bunga Efektif
Amortisasi Agio
Agio Obligasi
Nilai Buku
                 
A
B
C
D
E
F


(A x 10%)
(F-1) x 8%
B - C
(E-1)-D
A + E
01 Jan 14
10.000.000



   798.542
10.798.542
31 Des 14
10.000.000
1.000.000
   863.883
   136.117
   662.425
10.662.425
31 Des 15
10.000.000
1.000.000
   852.994
   147.006
   515.419
10.515.419
31 Des 16
10.000.000
1.000.000
   841.234
   158.766
   356.653
10.356.653
31 Des 17
10.000.000
1.000.000
   828.532
   171.468
   185.185
10.185.185
31 Des 18
10.000.000
1.000.000
   814.815
   185.185
             0
10.000.000

Keterangan =
1. F-1 adalah F sebelumnya
2. E-1 adalah E sebelumnya
3. Untuk nilai amortisasi tahun akhir nilainya diambil dari sisa agio obligasi, sehingga bunga efektifnya sebesar B - D

v  Disagio Obligasi
Dengan data yang sama, namun bunga efektif yang diharapkan sebesar 12%, maka penyelesaiannya sebagai berikut:


Nilai Tunai dari Nilai Jatuh Tempo
= 10.000.000 x (1 : (1 + 0,12) pangkat 5)
= 10.000.000 x 0,56743
= 5.674.269

Nilai Tunai dari Bunga Jatuh Tempo
= (10.000.000 x 10%) x ((1 - 0,56743) : 8%)
= 1.000.000 x 3,60478
= 3.604.776

Harga Jual Obligasi
= 5.674.269 + 3.604.776
= 9.279.045

Disagio Obligasi
= 10.000.000 - 9.279.045
= 720.955

Maka perhitungan amortisasi disagio obligasi dapat dijelaskan pada tabel sebagai berikut:
Tanggal
Obligasi
Bunga
Bunga Efektif
Amortisasi Agio
Agio Obligasi
Nilai Buku
                 
A
B
C
D
E
F


(A x 10%)
(F-1) x 12%
C - B
(E-1)-D
A - E
01 Jan 14
10.000.000



720.955
  9.279.045
31 Des 14
10.000.000
1.000.000
1.113.485
113.485
607.470
  9.392.530
31 Des 15
10.000.000
1.000.000
1.127.104
127.104
480.366
  9.519.634
31 Des 16
10.000.000
1.000.000
1.142.356
142.356
338.010
  9.661.990
31 Des 17
10.000.000
1.000.000
1.159.439
159.439
178.571
  9.821.429
31 Des 18
10.000.000
1.000.000
1.178.571
178.571
          0  
10.000.000

Keterangan =
1. F-1 adalah F sebelumnya
2. E-1 adalah E sebelumnya

3. Untuk nilai amortisasi tahun akhir nilainya diambil dari sisa disagio obligasi, sehingga bunga efektifnya sebesar B + D.

4.     Instrumen Investasi dan contohnya
Instrumen investasi pada pasar modal biasanya memiliki risiko yang relatif besar, namun dapat memberikan hasil investasi yang besar. Investasi pada pasar modal sebaiknya dilakukan dalam jangka waktu yang panjang (lebih dari 5 tahun) sehingga dapat meredam fluktuasi kerugian investasi yang mungkin terjadi pada jangka pendek.
1)     Aset Riil adalah aset yang memiliki wujud. Contohnya apa saja? Tanah, Emas, Logam Mulia, rumah. Berinvestasi jenis-jenis ini umum dilakukan oleh masyarakat.
2)     Aset finansial merupakan kebalikannya; tidak terlihat tetapi tetap memiliki nilai yang tinggi. Contohnya adalah instrumen pasar uang, obligasi, saham, dan reksa dana.
Ø Berikut penjelasannya
a)  Obligasi
Instrumen investasi yang memberikan hasil investasi tetap berupa bunga atau yang lebih dikenal dengan nama Kupon pada instrumen investasi ini. Kupon adalah bunga yang didapat pada Obligasi dan besarnya sudah ditetapkan sejak awal, serta tidak dapat diubah hingga jatuh tempo. Walaupun pada saat tertentu nilai Obligasi tersebut mengalami penurunan atau kenaikan, besarnya bunga atau kupon yang sudah dijanjikan di awal tidak akan berubah hingga saat jatuh tempo Obligasi berakhir.
Obligasi dikeluarkan dengan tujuan agar perusahaan yang mengerluarkan obligasi tersebut mendapatkan sejumlah dana untuk mengembangkan bisnisnya dengan menerbitkan dan menjual surat berharga tersebut dan memberikan janji berupa bunga (kupon) yang tetap sebagai kewajiban yang harus dibayarkan perusahaan hingga jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo, perusahaan membeli kembali surat berharga tersebut sesuai dengan nilainya. Oleh karena itu Obligasi juga dikenal dengan Surat Hutang.

b)     Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. [1] Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis - saham (efek ekuitas) - dengan imbalan uang tunai.[2] Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi.[2] Saham dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar sekunder (secondary market).[3]
Saham adalah instrument investasi dengan tingkat fluktuasi yang tinggi untuk jangka yang pendek. Karena itu, instrumen saham lebih sesuai bagi mereka yang siap menerima fluktuasi kinerja investasi yang berisiko lebih tinggi serta memiliki tujuan investasi jangka panjang. Investasi pada obligasi lebih sesuai bagi mereka yang memiliki tingkat toleransi menengah terhadap risiko atau yang ingin berinvestasi pada jangka menengah.
Memiliki saham sama dengan memiliki aset perusahaan itu sendiri. Artinya, jika memiliki 70% saham dari satu perusahaan, maka 70% aset perusahaan tersebut menjadi hak pemilik saham tersebut. Jika memiliki saham mayoritas pada suatu perusahaan, tentu saja pemilik saham mayoritas tersebut memiliki hak terbanyak untuk menentukan jalannya perusahaan, dan berhak mendapatkan hasil terbanyak sesuai dengan proporsi kepemilikan sahamnya.
Dalam hal keuntungan, instrumen investasi ini bisa memberikan keuntungan yang relatif sangat besar, sekaligus memiliki risiko yang besar pula. Keuntungan pada saham disebut juga dengan Dividen. Selain itu, keuntungan pada saham juga bisa didapat dari selisih harga pada saat membeli dengan harga pada saat menjual, atau dikenal dengan istilah Capital Gain. Namun jika harga jual lebih murah dari harga belinya, maka akan terjadi kerugian, atau dikenal dengan istilah Capital Loss

Prinsip investasi yang berlaku umum adalah bahwa semakin tinggi risiko sebuah jenis instrumen investasi, maka biasanya potensi keuntungan pun akan lebih tinggi. Sebaliknya, jenis investasi yang berisiko rendah, umumnya menawarkan potensi keuntungan yang rendah pula. Ini merupakan hukum investasi yang tidak bisa dielakkan: Risiko Tinggi = Hasil yang Tinggi (High Risk = High Return), Risiko Rendah = Hasil yang Rendah (Low Risk = Low Return).
c)      Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yaitu dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga.
SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar.
Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate" (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan.
Merupakan salah satu instrumen investasi yang relatif rendah resikonya.
Dalam penelitian, tingkat suku bunga SBI yang digunakan adalah dalam periode bulanan.


Oleh karena itu, data tingkat suku bunga SBI yang diperoleh dalam periode harian akan diubah menjadi periode bulanan dengan rumus sebagai berikut:


Rata –rata tingkat suku bunga SBI = Jumlah tingkatsuku bunga periode harian selama 1 bulan
                                                                                Periode waktu selama 1 bulan
 
 



d)     Deposito bank
Pengertian deposito dan jenis deposito  Deposito adalah produk simpanan di bank yang penyetorannya maupun penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu saja. Tidak seperti tabungan yang bisa ditarik kapan saja, maka dalam deposito tidaklah demikian. Kalau kamu memaksa untuk menarik uang atau dana tersebut sebelum waktu jatuh tempo maka biasanya kan dikenakan potongan.
Bunga deposito umumnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan bunga tabungan. Ini karena uang kamu akan dikunci selama jangka waktu tertentu, sehingga pihak bank merasa perlu untuk menjanjikan suku bunga yang lebih tinggi dibanding suku bunga pada rekening tabungan. Hal inilah yang menjadi daya tarik dari deposito.
Terdapat beberapa jenis deposito, diantaranya meliputi:
v  Deposito  Berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan tanggal yang teleh diperjanjikan antara deposan dan pihak bank. Mengingat simpanan uang atau dana hanya bisa dicairkan ketika jatuh tempo oleh pihak yang namanya tercantum dalam bilyet deposito sesuai dengan tanggal jatuh temponya, maka deposito ini merupakan simpanan atas nama baik itu perorangan maupun lembaga, yang artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama perorangan atau nama lembaga si pemilik deposito berjangka. Pengambilan atau penarikan bunga deposito berjangka yang diterbitkan dalam valuta asing, umumnya diterbitkan oleh bank devisa. Penerbitan deposito berjangka dalam valas umumnya diterbitkan dalam valas yang kuat, misalnya seperti US dollar, DM Jerman, Yen Jepang ataupun mata uang yang kuat lainnya.
v  Sertifikat deposito adalah deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Sertifikat deposito ini diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat. Yang artinya didalam sertifikat deposito tidak tertulis nama seseorang ataupun badan hukum tertentu. Disamping itu sertifikat deposito bisa diperjualbelikan atau dipindah tangankan pada pihak lain. Pencairan bunga dari sertifikat deposito bisa dilakukan di muka, tiap bulan atau tiap jatuh tempo, baik itu tunai maupun non tunai .
v  Deposito on Call adalah deposito digunakan untuk deposan yang memiliki jumlah uang atau dana dalam jumlah besar dan sementara waktu belum digunakan. Penerbitan deposito on Call ini mempunyai jangka waktu minimal 7 hari dan maksimal atau paling lama kurang dari 1 bulan. Jenis deposito ini diterbitkan atas nama. Pencarian bunganya dapat dilakukan pada saat pencairan deposito on call. Tapi, sebelumnya sudah memberitahukan Bank penerbit bahwa yang bersangkutan akan mencairkan Deposito on Call-nya. Besarnya bunga Deposito on Call umumnya dihitung perbulan dan untuk menentukan jumlah bunga yang diberlakukan terlebih dahulu dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak Bank.
e)     Instrumen pasar uang lainnya
Instrumen Pasar Uang adalah surat utang jangka pendek (kurang dari 1 tahun) yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan.
Beberapa instrumen pasar uang yang dipergunakan dalam pasar uang di Indonesia saat ini antara lain adalah:
v      Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Adalah merupakan surat berharga atas unjuk dalam Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dan diperjualbelikan dengan diskonto.
v      Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
Adalah surat-surat berharga jangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara diskonto dengan BI atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI. SBPU dibagi menjadi: Surat Sanggup (aksep/promes), dan Surat Wesel.
v      Sertifikat Deposito(Negotiable Certificate of Deposit).
Pada prinsipnya merupakan instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Serrifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperjualbelikan.
v      Commercial Paper.
Pada dasarnya merupakan promes yang tidak disertai dengan jaminan (unsecured promissary notes) yang diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang.
Jangka waktu jatuh tempo CP ini berkisar mulai dari beberapa hari sampai 270 hari.

v       Call Money.
Merupakan pasar uang antar bank yang dimana terjadi kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk jangka waktu pendek.
v      Repurchase Agreement.
Atau yang sering disingkat Repo adalah transaksi jual-beli surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Surat-surat berharga yang biasanya dijadikan sebagai instrumen dalam transaksi Repo adalah surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan secara diskonto, misalnya SBI, SBPU, CD, CP, atau T-Bills.
v      Banker’s Acceptance.
Merupakan salah satu instrumen pasar uang yang telah dikenal sejak lama. Pada mulanya BA tercipta melalui perdagangan luar negeri. BA dapat dipindahtangankan sebagaimana halnya dengan commercial paper. Oleh karena itu dapat dijadikan instrumen pasar uang. Pada prinsipnya BA memberikan alternatif untuk memperoleh kredit, terutama pada saat barang-barang dikapalkan untuk segera dikirimkan ke luar negeri.
v      Promissory Notes.
Merupakan surat berharga yang adalah tanda bukti hutang suatu entitas yang akan dilunasi dengan tingkat bunga dan jangka waktu tertentu. Instrumen-instrumen pasar uang ini diperjualbelikan dengan tingkat bunga atau tingkat diskonto yang mengacu pada tingkat suku bunga bebas resiko (SBI). (h.205-225)




5.     Persyaratan Perusahaan untuk go public di Bursa saham
Syarat-syarat sebuah perusahaan untuk Go-Public atau IPO (Initial Public Offering) :
1)      Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan, umumnya dengan menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa hutang, pembiayaan bentuk lain atau dengan penerbitan surat-surat utang, maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau sering dikenal dengan go public.
2)      Untuk go publik, perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go publik atau penawaran umum, serta memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM.
Syarat – syarat Umum Mendirikan PT. Go Public
a)     Laporan Keuangan harus diaudit oleh kantor akuntan publik.
b)     Administrasi pendirian PT harus lengkap (NPWP,Akta-akta prndirian usaha, surat-surat keputusan dari pemerintah).
c)      Harus ada underwriter atau penjamin yang akan melakukan penawaran Saham Perdana. (Initial Public Offering)
d)     Track record perusahaan yang baik dari segi financial maupun kinerja perusahaan keseluruhan
e)     Ada tujuan yang jelas Atas penerbitan Saham apakah untuk ekspansi atau tujuan lainnya (bisa ditanyakan di Bapepam)
Sedangkan akte-akte Notariil yang diperlukan untuk perusahaan yang akan melakukan go public (IPO=Initial Public Offering) di berbagai perusahaan (baik holding company maupun anak perusahaan) , pada umumnya berupa :
v  Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi
v  Perjanjian Perwaliamanatan
v  Perjanjian Agen Pembayaran
v  Pengakuan  Hutang
v  Perubahan  Addendum Penjaminan Emisi Obligasi
v  Perubahan  Addendum Perjanjian Agen Pembayaran
v  Perubahan Addendum Perjanjian
v  Perubahan Addendum Perjanjian Agen Pembayaran
v  Perjanjian  Kesanggupan Pembelian Sisa SHM Penawaran Umum dan Terbatas
v  Pernyataan Kesanggupan
v  Pernyataan Penerbitan Waran
v  Perjanjian pengadaan Barang Cetakan
v  Perjanjian Pengelolaan Administrasi Waran
v  Perjanjian Pengelolaan Administrasi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu Dalam Penawaran Umum Terbatas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar